-->

Sponsor Mascota

Ikan Banggai Cardinal Fish Si Cantik yang Berasal dari Indonesia

Salah satu jenis ikan yang berasal dari laut Indonesia yang banyak dicari serta sangat di cari pasar internasional adalah ikan Banggai, Banggai Cardinal Fish atau ikan capungan banggai. Ikan yang dalam nama latin Pterapogon kauderni ini termasuk varietas ikan hias air laut yang banyak diminati para penghobi akuarium air laut, karena punya fisik yang mungil, cantik, serta eksotik.


Cocok dengan panggilannya, ikan banggai adalah hewan laut endemik yang berasal dari laut Banggai, Sulawesi Tengah. Bahkan pemerintah wilayah Kabupaten Banggai membangun sebuah tugu Banggai Cardinal Fish di tengah Kota Luwuk, sebagai pengingat buat semua warga untuk bisa menjaga kelestarian ikan ini.


Baca Juga: Ikan Hias Air Laut Apakah bisa Hidup di Air Tawar?


Kalau kita membaca jurnal Marine Fisheries yang ditulis oleh Samliok Ndobe, dkk pada tahun 2013 dijelaskan kalau varietas ikan ini dijualbelikan sebagai ikan hias dari tahun 1990, dengan nama dagang Banggai Cardinal Fish dan capungan banggai.


Dari hasil penelitian itu juga menginfokan pada tahun 2000 sampai dengan 2001 diperkirakan besaran perdagangannya menyentuh angka 700.000 sampai 1,4 juta ekor per tahun. Kondisi ini dinilai lumayan tinggi dan tidak berkelanjutan, serta terindikasi berpengaruh pada jumlah populasi.


Menurut para peneliti juga dari hasil studi di tahun 2004, ikan jantan yang bertugas untuk mengerami telur di buru dan telurnya dibuang oleh para nelayan, serta kematian termasuk sangat tinggi pada rantai perdagangan.


Baca Juga: 15 Jenis Angelfish Air Laut yang Bisa Kalian Pelihara di Rumah


Kalau kita melihat dokumen Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Ikan Capungan Banggai pada tahun 2017 sampai 2021, disebutkan kalau jumlah ikan ini di alam liar sudah sangat mengawatirkan. Jumlah yang terus berkurang ini disebabkan penangkapan liar, serta adanya penurunan habitat yang diakibatkan ulah manusia serta perubahan iklim. Disebutkan kalau banggai yang ukuran kecil punya harga lebih tinggi kalau dibandingkan dengan ukuran yang lebih besar.


Kemungkinan kedepannya, bila penangkapan ikan Banggai yang masih kecil terjadi terus menerus akan mengakibatkan rendahnya laju recruitment populasi. Hal ini disebabkan karena cuma sedikit yang bisa mencapai usia dewasa dan berkembang biak di alam liar.



Klasifikasi Ikan Banggai Cardinal

Klasifikasi Ikan Banggai Cardinal


Banggai cardinal fish memiliki 27 genus serta 250 spesies, tetapi cuma ada 1 spesies yang terdapat di Indonesia, yaitu kaudermi. Ikan sudah ditemukan dari tahun 1920, dan mulai diburu oleh penggemar ikan hias pada tahun 1933. Dikutip dari hasil penelitian Tullock dan Michael (1999) Banggai Cardinal Fish diklasifikasikan sebagai berikut :


  • Kingdom : Animalia
  • Filum : Chordata
  • Kelas : Actinopterygii
  • Ordo : Perciformes
  • Famili : Apogonidae
  • Genus : Pterapogon
  • Species : Pterapogon kauderni
  • Nama Umum : Banggai Cardinal Fish
  • Nama Lokal : Ikan Capungan Banggai, Ikan Bibisan, Ikan Banggai Kardinal



Habitat Ikan Banggai Cardinal

Habitat Ikan Banggai Cardinal


Banggai Cardinal Fish Menyebar di wilayah sangat terbatas, seperti di wilayah Sulawesi Tengah bagian Timur, lebih tepatnya berada di Kepulauan Banggai. Makanya jenis ikan ini termasuk spesies endemik. Habitat asli dari ikan Banggai Cardinal Fish bisa didapati di laut dangkal dengan kedalaman 0-5 meter, dengan pH 8,1 sampai 8,4 dan temperatur 25 sampai 28 drajat celcius. Ikan-ikan ini bisa didapati pada daerah lamun (sea grass) serta terumbu karang dimana banyak ditemukan bulu babi, ikan nemo atau clown fish, serta anemon.


Baca Juga: Si Cantik Blue Tang Ikan Hias Laut yang Beken Karena Finding Nemo


Ikan Banggai Cardinal Fish hidup bersimbiosis dengan bulu babi (Diadema setosum) yang biasanya banyak di perairan pantai. Simbiosis yang unik ini diusahakan supaya garis hitam pekat pada badan mereka bergabung membentuk garis lurus dengan salah satu duri bulu babi yang berguna untuk kamuflase serta perlindungan dari serangan predator. Selain bekerjasama dengan bulu babi, ikan ini juga punya tempat perlindungan lain yaitu anemon laut dengan cara memanfaatkan badan mereka yang kecil supaya bisa masuk diantara helaian anemon laut.


Pterapogon kauderni punya karakter sedentary (menetap), dan menjurus ke melayang berhimpitan dengan mikrohabitat pelindung, jika merasa ada ancaman datang atau terganggu mereka akan mencari perlindungan pada symbiont tersebut. Mereka dari kecil akan hidup berkelompok dan enggak berpindah jauh dari wilayah asalnya Jika merasa rawan atau terganggu, Ikan banggai cenderung mencari tempat berlindung diantara duri-duri, tentakel-tentakel bahkan cabang-cabang symbiont-nya.


Cara Pengembang-biakan Banggai Cardinal Fish

Banggai Cardinal Fish


Ketika proses perkawinan sudah terjadi, betina akan mengeluarkan telur dari papila urogenital-nya. Ikan kardinal Banggai betina menghasilkan clutch yang relatif kecil, terdiri dari kurang lebih 90 telur dengan diameter 2-3 mm. Setelah sekitar tiga perempat dari massa telur menonjol dari betina, jantan mengambil telur darinya. Proses ini berlangsung cepat, tidak lebih dari 2 detik. Telur bisa hilang bila sang jantan tidak sengaja menjatuhkannya, dan akan langsung dimakan oleh ikan lain di daerah tersebut.


Jantan juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi telur mati dan mengeluarkannya dari mulutnya. Jantan mengerami telur di mulutnya hingga 30 hari, tanpa memberi makan. Setelah pemijahan, betina tinggal dengan pejantan yang sedang menunggu setidaknya selama beberapa hari. Betina secara agresif mempertahankan wilayahnya dengan segera mengejar penyusup yang mendekati jantan yang sedang menjaga telur. Mereka juga menunjukkan bentuk 'side-by-side trembling' yang santai, dan membatasi pejantan di ruang kecil.


Baca Juga: Cara Paling Gampang Pelihara Si Cantik Butterfly Fish Air Laut


Ikan kardinal Banggai remaja tidak melalui fase larva pelagis. Sebaliknya, mereka mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi. Meskipun embrio bebas mempertahankan perbedaan ukurannya setelah menetas, berat mereka bertambah beberapa kali lipat saat sedang mengerami di dalam mulut ayah mereka. Oleh karena itu, saat dilepaskan, anakan beberapa kali lebih berat daripada saat menetas. Remaja menetap langsung di dalam habitat orang tua setelah dilepaskan dari mulut ayah mereka. Mereka akan menetap dekat dengan bulu babi, karang, dan anemon, dan berenang bersama sang ayah.

 

LihatTutupKomentar

Sponsor Mascota